Senin, 04 Mei 2015

las oksi-asetilin


 

    Pengertian Las Gas Oksi-Asetilin
Las Gas adalah suatu proses pengelasan seni menyambung dua logam atau lebih, dimana panas untuk pengelasan diperoleh dari nyala api hasil pembakaran bahan bakar gas Oksigen (O2) dengan gas Asetilin (C2H2). Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas Asetilen ( dari kata “acetylene”, dan memilikirumus kimia C2H2). Gas Asetilin ini memiliki beberapa kelebihan antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen. Sehingga bagian logam yang langsung terkena nyala api panas akan mencair dan cairan itu akan menutupi antara dua bagian logam yang akan disambung. Ada kalanya sebaiknya menggunakan bahan tambah atau kawat las.
  
  Bahan Bakar Gas
a.   Asetilin ( C2H2 )
Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna, dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°.
b.      Propan
Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum lain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah.

 Peralatan Las Oksi - Asetilin
a.      Silinder atau Tabung Gas
 
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung. Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen atau Asetilen dapat dilihat dari tinggi tabung Oksigen yaitu 1,4 m dan tabung Asetiline 1 m serta terdapat kode warna yang ada pada tabung itu.
b.      Katup Tabung
 
Katup tabung berfungsi pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material Baja.
c.       Regulator
 https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTwzYDvhwHwr7YFBe0r_zjFjXCLJ0vlMiay-atlYYDk6Q3svheE
Regulator ini juga berfungsi untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekanan kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator. Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.
d.      Selang Karet Gas Oksi-Asetilin
 
Selang Karet Gas Oksi-Asetilin Berfungsi untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju brander pembakaran. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang.
e.       Brander atau Torch ( Pembakar )
 
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh Brander atau Torch, tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api.
Brander atau Toch memiliki dua fungsi yaitu :
•Sebagai pencampur gas oksigen dan gas asetilin.
•Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.
f.       Pematik atau Korek Api Las
 
Alat yang berfungsi untuk menyalakan api pada ujung pembakaran waktu memulai mengelas.
g.      Kaca Mata Las
 
Kaca mata las berfungsi :
a.       Melindungi mata terhadap radiasi sinar ultraviolet dan inframerah,
b.      Melindungi mata terhadap sinar yang tajam dan menyilaukan, agar dapat melihat benda kerja dengan baik,
c.       Melindungi mata terhadap bahaya percikan bunga api.
h.      Kawat atau Bahan Tambah
Kawat atau Bahan Tambah digunakan sebagai bahan pengisi benda kerja yang bercelah dan menambah kekuatan dalam pengelasan.
   

Proses Pengelasan Oksi - Asetilin

a.      Menentukan Tekanan Gas
Pengaturan tekanan yang disetel, tekanan gas yang dianjurkan :
-          Oksigen bertekanan 2,5 bar (kg/cm2), untuk semua pipa pembakaran
-          Asetilin bertekanan 0,5 bar (kg/cm2), disesuaikan dengan besar kecilnya pipa pembakaran. Awas! Untuk asetilin tekanan maksimum 1,5 bar (kg/cm2).
b.      Menyalakan Api Las Gas
1.      Pilih pipa pembakaran yang sesuai dengan proses pengelasan,
2.      Pasang pipa pembakarnya harus erat, Jangan bocor !,
3.      Arahkan pipa pembakaran ke tempat yang aman,
4.      Buka kran asetilin kira – kira seperempat putaran secukupnya,
5.      Nyalakan dengan api pada mulut pembakaran,
6.      Buka kran oksigen kira – kira setengah putaran secukupnya,
7.      Atur komposisi dan volume api las yang dikehendaki,
8.      Api las siap digunakan.
c.       Mengatur dan Menentukan Nyala Api Las Gas
Pada nyala api las gas oksi-asetilin bisa diperoleh 3 jenis, yaitu :
No
Gambar
Penjelasan
1.
Nyala Api Netral
Nyala Api Netral merupakan hasil pembakaran gas Oksigen dan Asetilin dengan perbandingan komposisi -+ 1:1
Nyala Api Netral dipakai untuk :
-          Pengelasan biasa
2.
Nyala Api Karburasi
Nyala Api Karburasi merupakan Nyala api dimana perbandingan gas asetilin lebih banyak dari gas oksigen.
Nyala Api Karburasi dipakai untuk :
-          Memanaskan,
-          Solder Lunak,
-          Pengelasan logam monel.
3.
Nyala Api Oksidasi
Nyala Api Oksidasi merupakan Nyala api dimana perbandingan gas oksigen lebih banyak dari gas asetilin.
Nyala Api Oksidasi dipakai untuk :
-          Pengelasan kuningan dan perunggu.
-           
d.      Teknik Pengelasan
Macam – macam posisi pengelasan adalah sebagai berikut :
1.      Posisi pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar(brander) terletak diantara 45° dan kawat las dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus.
2.      Posisi pengelasan mendatar ( horizontal )
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas garis mendatar.
3.      Posisi pengelasan tegak ( vertical )
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atauke bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambunganyang bersudut 45°-60° dan sudut brander sebesar 80°.
4.      Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead )
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisilainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan daribawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garisvertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.
5.      Pengelasan arah ke kiri ( maju )
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.
6.      Pengelasan arah ke kanan ( mundur )
Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5mm ke atas.
e.       Macam – macam Sambungan
Ada beberapa sambungan benda kerja pada las gas, yaitu :
1.      Sambungan Tumpul
Adalah penyambungan dua buah logam  atau lebih sejajar pada kedua benda kerja dalam posisi horizontal pada bidang datar.
2.       Sambungan Tumpang
Adalah penyambungan dua buah logam  atau lebih dalam posisi horizontal pada keadaan tumpang tindih antara kedua benda kerja.
3.      Sambungan T
Adalah penyambungan dua buah logam  atau lebih secara horizontal dan vertikal sehingga membentuk huruf T.
4.      Sambungan Sudut Luar
Adalah penyambungan dua buah logam  atau lebih dengan membentuk sudut dimana sambungan terjadi di luar sudut tersebut.
f.       Memadamkan Api Las Gas
Cara untuk memadamkan Api Las Gas adalah :
1.      Tutup kran Asetilin, aliran gas asetilin terputus, maka api las padam,
2.      Tutup kran Oksigen, aliran gas oksigen terputus,
3.      Penutupan kran jangan dipaksakan.
g.      Penutupan Kerja Las Gas
Beberapa cara menutup Kerja Las Gas antara lain :
1.      Padamkan api las,
2.      Tutup kran-kran tabung gas,
3.      Buanglah sisa-sisa gas melalui pipa pembakar,
4.      Sekrup pengukuran dan pengatur  tekanan gas dikendorkan,
5.      Letakkan atau gantung pipa pembakar pada tempat yang aman,
6.      Gulung selang saluran gasnya.
     
Keuntungan Las Gas Oksi-Asetilin
Terdapat beberapa keuntungan Las Gas Oksi-Asetilin antara lain :
1.      Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit,
2.      Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasanyang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari,
3.      Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau dibengkel-bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana,
4.      Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas danalat ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar